KlikJurnal.Com, Konawe – Proyek rehabilitasi bendungan Wawotobi tahap 2 di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, senilai Rp 85,1 miliar yang dikerjakan oleh PT SAC Nusantara, dilanda skandal. Puluhan aktivis dari Pengurus Besar Himpunan Aktivis Muda Konawe Raya (PB HAM KR) kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, menuntut pertanggungjawaban atas dugaan tindak pidana korupsi dan pengerjaan proyek yang sembrono.
Temuan Lapangan yang Mencengangkan
Sekretaris PB HAM KR, Muh. Agit Santoso, mengungkapkan bahwa ini adalah kali kedua mereka mendatangi kantor BWS. Aksi ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat dan investigasi lapangan yang menemukan banyak kejanggalan.
“Dengan nilai anggaran proyek yang sangat fantastis, namun kami sangat sayangkan banyaknya temuan di lapangan berdasarkan investigasi pada proses pekerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan,” tegas Agit.
Salah satu temuan paling krusial adalah dugaan penggunaan campuran beton ready mix yang tidak sesuai ketentuan teknis. Ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap kualitas dan umur bendungan yang vital bagi ketahanan pangan di Konawe.
“Pengerjaan yang terkesan serampangan ini berpotensi merugikan negara dan masyarakat luas. Bendungan yang dibangun asal-asalan tidak akan mampu menunjang ketahanan pangan, justru akan menjadi bom waktu,” ujar Agit.
Aksi Berujung Kericuhan
Aksi yang dimulai pukul 10.00 WITA ini sempat diwarnai ketegangan antara massa aksi dan pihak keamanan BWS. Aksi saling dorong tak terhindarkan saat para demonstran menuntut Kepala BWS turun langsung ke lokasi proyek.
Setelah negosiasi yang alot, massa akhirnya membubarkan diri setelah mendapatkan surat pernyataan resmi dari BWS Sulawesi IV. Pihak BWS sepakat untuk turun lapangan bersama tim investigasi PB HAM KR pada hari Selasa, 30 September 2025, untuk memastikan kebenaran temuan tersebut.
Ancaman Laporan ke Pusat
Sebelum mengakhiri aksinya, Jenderal Lapangan Yopi Wijaya Putra S.H. menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak akan berhenti sampai di sini. “Demo kami hari ini bukan yang pertama dan terakhir.
Ini langkah awal untuk melaporkan ke Kementerian PUPR dan Aparat Penegak Hukum sampai di tingkat pusat,” ancamnya.
Yopi juga menambahkan bahwa aksi ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Proyek ini harus dikerjakan secara baik dan benar agar petani di Konawe bisa merasakan dampak positifnya, dan program swasembada pangan yang dicanangkan presiden bisa tercapai,” pungkasnya.
Laporan :Bagas