KLIKJURNAL.COM. Konda, Sulawesi Tenggara – Gelaran Enduro Wali Kota Race di Sirkuit Celin MX Konda, Konawe Selatan, yang dibuka langsung oleh Wali Kota Kendari, dr. Siska Karina Imran pada Sabtu (17/5/2025), tercoreng oleh dugaan skandal kecurangan yang dilakukan oleh panitia Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Insiden ini bahkan memicu kericuhan antara pembalap dan panitia.
Sorotan tajam tertuju pada kelas Adventure Non Pembalap/Non SE, di mana seorang pembalap asal Konawe, Hariadi dengan nomor start 36, merasa dirugikan secara sistematis. Berdasarkan informasi lapangan, Hariadi menunjukkan performa impresif di babak penyisihan, berhasil finis di posisi kedua dan otomatis meloloskannya ke babak final.
Namun, kejanggalan tak terduga terjadi saat pengumuman daftar peserta final. Nama Hariadi secara misterius raib dari daftar tersebut. Lebih lanjut, panitia IMI Sultra memberikan alasan kontroversial bahwa Hariadi dianggap tidak finis dan terjadi OVERLAB peserta, sebuah pernyataan yang langsung dibantah oleh saksi mata dan data hasil penyisihan.
“Saya sangat kecewa dan ini jelas-jelas kecurangan,” ungkap sumber terpercaya yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. “Bagaimana bisa pembalap yang jelas finis kedua di penyisihan tiba-tiba dinyatakan tidak lolos final dengan alasan yang mengada-ada?”
Ketidakpuasan dan kemarahan memuncak hingga terjadi adu mulut antara Hariadi dan panitia IMI Sultra. Situasi semakin panas ketika seorang pembalap lain tiba-tiba mengatakan “diganti saja uangnya”
“Ini aneh sekali! Kenapa ada pembalap lain yang menawarkan uang? Jangan-jangan ada indikasi kerjasama yang tidak beres antara panitia dan pembalap tertentu,” cetus sumber yang sama dengan nada curiga.
Tak hanya Hariadi yang menjadi korban dugaan kecurangan ini. ada pula peserta lain yang finis di urutan kelima pada babak penyisihan, namun namanya juga tidak muncul di daftar final. Lebih ironis lagi, beberapa peserta yang bahkan tidak lolos ke semifinal justru tercantum dalam daftar final, menambah kejanggalan dan kekacauan yang diciptakan oleh panitia IMI Sultra.
Insiden ini jelas mencoreng nama baik IMI Sulawesi Tenggara dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai profesionalisme serta integritas mereka dalam mengelola event balap. Dugaan praktik tidak sportif ini berpotensi merusak kepercayaan para pembalap dan pecinta otomotif di Sulawesi Tenggara.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak IMI Provinsi Sulawesi Tenggara terkait skandal yang memalukan ini.(***)