KLIKJURNAL.COM. KONAWE, Warga Sampara Raya, Konawe, bangkit melawan aktivitas truk pengangkut nikel PT ST Nikel dan PT MCM yang merusak jalan dan mengganggu kehidupan mereka. Forum Muda Sampara Raya (FMSR) memimpin aksi penolakan, menuntut perusahaan menghentikan operasi hauling di jalur pemukiman. Mereka mengeluhkan polusi debu, kebisingan, serta kerusakan infrastruktur akibat truk bermuatan berlebihan.
“Kami tidak bisa lagi hidup tenang karena suara bising dan debu pekat masuk ke rumah-rumah,” tegas perwakilan FMSR. Selain itu, jalan poros yang menjadi akses utama warga terancam hancur jika truk terus melintas dengan beban melebihi kapasitas. FMSR mendesak perusahaan mencari jalur alternatif dan meminta pemerintah daerah turun tangan menyelesaikan masalah ini.
Dukungan mengalir dari masyarakat di Kecamatan Sampara dan Anggalomoare, dengan perwakilan 15 desa bergabung dalam FMSR. Mereka menegaskan tidak menolak investasi, tetapi menuntut hak hidup sehat dan lingkungan yang layak. Pertemuan perdana FMSR pada 31 Mei 2025 menjadi tanda dimulainya perlawanan terorganisir melawan dampak negatif pertambangan.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari PT ST Nikel dan PT MCM. Nasib Sampara Raya kini tergantung pada respons perusahaan dan pemerintah—akankah suara warga didengar atau kepentingan bisnis terus mendominasi? Masyarakat menunggu solusi adil sebelum situasi semakin memanas.(Redaksi)