KLIKJURNAL.COM. Unaaha, Konawe, Sulawesi Tenggara – Kabut ketidakjelasan menyelimuti proyek pekerjaan jaringan tegangan tinggi dan pemasangan trafo daya 3 phase di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe.
Proyek dengan anggaran fantastis sekitar Rp. 200 juta untuk tahun anggaran 2024 ini justru menyimpan sejumlah tanda tanya besar di balik layarnya.
Pengakuan seorang bernama Jonet terkait pertemuannya dengan pihak Dinas Kesehatan semakin mengentalkan kejanggalan proyek ini.
Namun, sorotan tajam justru tertuju pada sikap Kepala Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Unaaha yang enggan membuka informasi krusial terkait mitra kerja yang digandeng serta rincian kontrak proyek. Sikap tertutup ini sontak memicu spekulasi liar dan pertanyaan mendasar di benak publik Konawe.
Ketika dikonfirmasi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Kesehatan, Fadli, memberikan pernyataan yang tak kalah membingungkan. Ia menyatakan bahwa proses “tambah daya” yang mereka lakukan hanyalah pendaftaran biasa di loket pembayaran samping kantor PLN Unaaha, yang berlokasi di Kelurahan Tumpas.
“Jadi tidak ada kontrak, hanya bukti pembayaran saja di loket tambah daya,” ungkap Fadli. Lebih lanjut, ia menyebutkan angka yang didaftarkan hanya “kurang lebih hampir 130 juta,” berbeda signifikan dengan total anggaran proyek yang mencapai “kurang lebih 200 juta.”
Pernyataan Fadli ini semakin memperdalam misteri. Ke mana sisa anggaran puluhan juta rupiah lainnya mengalir? Benarkah proyek sebesar ini hanya bermodalkan “bukti pembayaran” di loket tanpa adanya perjanjian kerja yang jelas?
Tak hanya itu, Fadli juga membantah adanya pertemuan dengan Kepala PLN Unaaha terkait proyek ini. Kontradiksi informasi ini semakin memperburuk citra transparansi proyek dan memunculkan kecurigaan akan adanya praktik yang tidak lazim.
Publik Konawe kini menanti jawabanTransparansi dan kejelasan dari pihak-pihak terkait, terutama Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe dan ULP PLN Unaaha, untuk mengungkap tabir misteri di balik proyek jaringan listrik yang menelan anggaran ratusan juta rupiah ini.
Kemana aliran dana yang sebenarnya dan mengapa informasi terkait proyek ini begitu sulit diakses? Semua mata kini tertuju pada perkembangan selanjutnya dari teka-teki yang semakin buram ini. (Redaksi)
