Diduga Terjadi Kecurangan Pengisian BBM di SPBU Pondidaha, Pihak Berwenang Diminta Investigasi

KlikJurnal.Com,Unaaha-Pondidaha, 28 Februari 2025 – Sebuah insiden mencurigakan terjadi di SPBU Pondidaha pada Selasa, 25 Februari 2025, yang diduga melibatkan kecurangan dalam proses pengisian bahan bakar minyak (BBM).Bersubsidi Pratalite.

Kejadian ini terungkap saat sebuah mobil pick up berwarna putih tanpa nomor polisi di bagian belakang mencoba mengisi BBM menggunakan sistem prabayar barcode. Namun, barcode yang pertama kali digunakan ditolak oleh sistem.

Menurut saksi mata, pengemudi mobil pick up tersebut kemudian mengeluarkan barcode lain, yang juga ditolak.

Setelah beberapa kali mencoba, barcode yang ketiga akhirnya berhasil digunakan untuk mengisi BBM. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya persekongkolan antara pegawai SPBU dan pengemudi mobil tersebut.

Diduga, mereka sengaja membiarkan penggunaan lebih dari satu barcode untuk satu kendaraan, guna memuluskan proses keluar masuk antrian.

Saat dikonfirmasi oleh media pada Jumat, 28 Februari 2025, penanggung jawab SPBU Pondidaha mengakui adanya pengisian mobil pick up yang menggunakan tiga barcode berbeda.

“Barcode pertama dan kedua sudah terpakai, baru barcode ketiga yang bisa digunakan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pelanggan tersebut memiliki beberapa mobil, sehingga tidak selalu jelas barcode mana yang digunakan. “Biasanya, barcode lama tidak terdeteksi, jadi mereka mencoba beberapa kali,” tambahnya.

Penanggung jawab SPBU juga mengakui bahwa mobil pick up tersebut tidak memiliki plat nomor di bagian belakang, namun plat depan masih terpasang. Namun, ketika ditanya tentang nomor plat depan, pihak SPBU mengaku tidak mencatatnya dan akan mengecek kembali. “Kebanyakan pelanggan di sini memiliki banyak mobil, jadi kami yang membantu memeriksa barcode yang sesuai,” jelasnya.

Lebih lanjut, penanggung jawab SPBU menegaskan bahwa aturan satu mobil satu barcode tetap berlaku, dan pengisian BBM dibatasi satu kali per hari. “Barcode yang ditolak biasanya untuk solar, sedangkan untuk Pertalite, barcode yang berbeda digunakan,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa pelanggan tersebut memiliki dua mobil yang menggunakan solar dan satu mobil yang menggunakan Pertalite.

Media masih berupaya mengonfirmasi ke pihak Pertamina untuk meminta tanggapan resmi terkait kejadian ini. Sementara itu, pihak berwenang diharapkan segera melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian ini dan mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran.

Masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada dan melaporkan jika menemukan praktik-praktik mencurigakan di SPBU. “Kami berharap masyarakat dapat membantu mengawasi dan melaporkan jika ada indikasi kecurangan,” ujar seorang sumber dari pihak berwenang.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas sistem pengisian BBM berbasis barcode dan perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan.

Pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam proses pengisian BBM (***)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *