KlikJurnal.Com. Majene, Sulawesi Barat – Harga minyak nilam di pasaran mengalami penurunan drastis dalam beberapa minggu terakhir. Pada tanggal 19 Februari 2025, harga minyak nilam tercatat sebesar Rp900.000 per kilogram, turun jauh dari harga sebelumnya yang mencapai Rp1.800.000 per kilogram.
Penurunan harga ini diduga kuat disebabkan oleh kualitas minyak nilam yang menurun akibat praktik panen dini yang dilakukan oleh sebagian petani.
Hal ini terungkap setelah seorang pembeli minyak nilam dari Makassar datang langsung ke Desa Sulai, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, untuk menguji kualitas minyak nilam di daerah tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 10 ton minyak nilam gagal diekspor karena tidak lolos uji laboratorium. Salah satu penyebab utama kegagalan ini adalah banyaknya petani yang memanen nilam sebelum mencapai usia ideal.
“Seperti yang sering terjadi, mereka tidak sampai umur nilam sudah di panen” ujar seorang saksi yang menyaksikan pengujian minyak nilam tersebut, yang berarti tanaman dipanen sebelum matang sempurna.
Hasil pengujian minyak nilam dari Desa Sulai menunjukkan bahwa minyak tersebut lolos uji kematangan dan keasaman.
Pembeli tersebut berpesan kepada para petani nilam untuk memastikan tanaman nilam dipanen pada usia minimal 6,5 hingga 7 bulan agar kualitas minyak tetap terjaga. Panen kedua juga harus mengikuti standar yang sama, yakni minimal 6 hingga 7 bulan setelah pemotongan pertama.
Kesimpulannya, panen dini menjadi penyebab utama penurunan kualitas minyak nilam, yang berdampak pada anjloknya harga.
Oleh karena itu, petani diimbau untuk lebih disiplin dalam menentukan waktu panen agar harga minyak nilam tetap stabil dan layak ekspor(***)