KlikJurnal.Com.Aceh. Menyikapi jatuhnya harga minyak nilam dalam minggu-minggu terakhir ini, perusahaan mitra dari Atsiri Research Center Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Universitas Syiah Kuala telah membeli nilam dari 12 kabupaten di Aceh dengan harga Rp 1,1 juta per kg.
Hal ini sebagai bagian dari komitmen untuk membantu masyarakat agar tetap bersemangat, khususnya di Aceh, untuk menanam dan memproduksi minyak nilam.
Hal itu disampaikan oleh Faisal, staf lapangan ARC USK yang banyak menjalin kemitraan dengan eksportir nilam nasional dan internasional, di Banda Aceh, Jumat (28/2/2025) siang.Menurut Faisal, dari penelusuran pihaknya ke pembeli (buyer) internasional, tidak ada penurunan permintaan dan penurunan harga yang signifikan untuk minyak nilam Indonesia.
Dengan demikian, gejolak harga saat ini diyakini hanya sebagai fluktuasi pasar sesaat menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.
Kemarin kami sudah beli minyak nilam dari 12 kabupaten yang ada di Aceh dengan harga 1,1 juta rupiah per kilogram,” ujar Faisal juga kandidat Master Agribisnis di Universitas Syiah Kuala.”Harga ini sudah dengan pertimbangan banyak hal. Karena kami yakin, harga akan kembali membaik setelah Ramadhan dan Idulfitri,” lanjut Faisal.
“Sebagian minyak akan kita ekspor dan sebagian lagi kita proses lebih lanjut menjadi hi-grade patchouli untuk produk parfum, skincare, medicated oil, dan lain-lain,” lanjut Faisal.
“Kami berharap kepada semua pihak pelaku industri nilam, mari tingkatkan keberpihakan kepada masyarakat lebih besar lagi. Kita hindari spekulasi harga yang berlebihan sehingga merugikan masyarakat,” tutup Faisal. Tolong buatkan berita dan judul menarik
Judul: “Harga Minyak Nilam Anjlok, ARC-PUIPT USK Beli Rp 1,1 Juta per Kg untuk Dongkrak Semangat Petani Aceh”
Banda Aceh – Menanggapi penurunan harga minyak nilam dalam beberapa minggu terakhir, Atsiri Research Center Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Universitas Syiah Kuala (USK) mengambil langkah strategis dengan membeli minyak nilam dari 12 kabupaten di Aceh seharga Rp 1,1 juta per kilogram. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen untuk menjaga semangat petani nilam di Aceh agar tetap produktif.
Faisal, staf lapangan ARC USK yang juga kandidat Master Agribisnis di Universitas Syiah Kuala, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran ke pembeli internasional. Hasilnya, tidak ada penurunan permintaan atau harga yang signifikan untuk minyak nilam asal Indonesia. “Kami yakin gejolak harga saat ini hanya fluktuasi pasar sesaat menjelang Ramadhan 1446 Hijriah,” ujarnya pada Jumat (28/2/2025) di Banda Aceh.
Faisal menambahkan, pembelian minyak nilam dengan harga Rp 1,1 juta per kg telah mempertimbangkan berbagai faktor. “Kami optimis harga akan kembali membaik setelah Ramadhan dan Idulfitri,” tegasnya. Selain itu, minyak nilam yang dibeli akan diekspor dan diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi seperti hi-grade patchouli untuk parfum, skincare, dan minyak obat.
ARC-PUIPT USK juga mengajak seluruh pelaku industri nilam untuk lebih berpihak pada masyarakat. “Mari hindari spekulasi harga yang berlebihan agar tidak merugikan petani,” pesan Faisal. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan industri nilam di Aceh, yang dikenal sebagai penghasil minyak nilam terbesar di Indonesia.
Dengan komitmen ini, ARC-PUIPT USK berharap petani nilam di Aceh tetap bersemangat untuk menanam dan memproduksi minyak nilam, sekaligus menjaga Aceh sebagai produsen utama minyak nilam berkualitas dunia(***)