Konflik internal di tubuh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin memanas

KLIJURNAL COM-KONAWE. Kali ini, Ketua PB Wawotobi, Jahiudin, angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua PBSI Sultra,LM Bariun, yang menyebut adanya lembaga eksternal yang ikut campur dalam Musyawarah Daerah (Musda) PBSI Konawe.

Jahiudin dengan tegas membantah pernyataan tersebut. Ia menilai tudingan adanya campur tangan lembaga lain sangat keliru dan tidak berdasar. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana PBSI Konawe dapat berjalan dengan baik melalui koordinasi yang baik dengan KONI, Dispora, dan pihak-pihak terkait lainnya.

“Pernyataan Ketua PBSI Sultra itu sangat keliru. Harusnya karateker yang ditunjuk itu paham betul bagaimana berorganisasi. Dia harus bisa koordinasi dengan KONI, Pemuda Olahraga, (Dispora) dan pihak-pihak terkait lainnya,” tegas Jahiudin.

Jahiudin juga menyoroti pentingnya pembinaan atlet di Kabupaten Konawe. Ia ingin agar PBSI Konawe dapat melahirkan atlet berprestasi seperti Apriyani Rahayu. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antara PBSI Konawe, KONI, dan Dispora.

“Kami ingin PBSI Konawe bisa komunikasi, bisa koordinasi, dan bisa kolaborasi dengan semua pihak. Bulu tangkis itu membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku usaha/Swasta dan pemerintah,” ujar Jahiudin.

Jahiudin berharap agar karateker yang ditunjuk oleh PBSI Sultra dapat berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai pihak yang mengambil alih. Ia meminta agar karateker dapat berkomunikasi dengan baik dengan pengurus PBSI Konawe, KONI, dan pemerintah daerah.
“Karateker sebaiknya datang untuk memfasilitasi, bukan melaksanakan musyawarah. Dia harus berkomunikasi dengan pengurus PBSI Konawe, KONI, dan Pemda Konawe,” tegas Jahiudin.(Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *